Henshin!

August 14, 2020

Perubahan, apalagi yang mendadak dan merubah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan memang sulit. Seperti yang dialami Somad baru- baru ini. Jadi ini dimulai dari bulan Januari 2020, dimana keputusan besar yang dia ambil untuk bertahan di sebuah kantor perusahaan asing. Somad tidak menyesalinya, karena toh dia naik gaji juga. Siapapun pasti mau dong naik gaji. Waktu itu Somad sebenarnya agak ragu, karena ada tawaran dari perusahaan lain. Walaupun gajinya lebih rendah setelah naik gaji, tapi ia tahu kalau nanti bekerja di perusahaan tersebut, dia akan lebih santai. Pekerjaan yang sekarang sebenarnya juga sudah santai. Dia bisa libur penuh dari pekerjaan di hari sabtu dan minggu. Maka dari itu ia menolak tawaran untuk bekerja di perusahaan lain.

Maret 2020 ada pengumuman dari kantor Somad kalau karyawan diharuskan bekerja dari rumah. Saat mendengar kabar itu, Somad sangat senang. Apalagi sebentar lagi game online favoritnya rilis, jadi dia bisa memainkan game tersebut di setiap hari tanpa takut dilihat atasan saat bekerja. Sebulan pertama, Somad sangat santai dengan jadwal Work From Home (WFH) nya. Namun saat bulan kedua semua berubah. Load pekerjaan Somad menjadi semakin banyak. Atasan selalu chat dan telepon minta laporan, walau sudah lewat jam kerja. Sampai- sampai pernah Somad meeting online sampai jam 12 malam, dan setelah itu harus mengerjakan pekerjaan sampai pagi. Jam kerja Somad benar-benar hampir 24 jam. Ia terlalu larut dengan pekerjaannya sampai- sampai lupa dengan jam makan, jam biasanya yang ia tidak pernah lewatkan sekalipun saat bekerja. Rencana bermain game favoritnya tiap hari pun tidak kesampaian.

Setelah sebulan menjalani hari- hari yang sangat sibuk itu, Somad berpikir, apakah aku harus berhenti dari pekerjaan ini dan mencari pekerjaan lain yang lebih santai? Sebenarnya ia bisa saja tidak perlu bekerja karena secara finansial ia sangat berkecukupan. Ia beruntung karena dilahirkan di dalam keluarga yang kaya raya. Ia bekerja hanya karena ingin mengisi waktu, menambah ilmu, dan memperluas relasi. Tapi kalau ia berhenti dari pekerjaan yang sekarang, siapa yang akan menggantikan pekerjaannya? Ia merasa tidak enak kepada rekan- rekan kerja yang ia tinggalkan, karena ia tahu, pekerjaannya yang sekarang sulit untuk dilakukan oleh rekan- rekan kerjanya. Setelah berpikir keras selama semalaman, Somad akhirnya memutuskan untuk resign dari perusahaan tempatnya sekarang bekerja. Soal rasa tidak enaknya dengan rekan- rekan kerjanya yang lain, ia akan counter itu dengan membuat guide pekerjaannya dalam bentuk softcopy, lengkap dengan step- step dan orang- orang yang terkait dengan pekerjaannya. Toh masih ada waktu sebulan sebelum pamit, karena ada peraturan perusahaan yang mengatakan minimal 1 month notice untuk mengajukan resignation. Setelah ia email atasan dan HR perusahaan, ia merasa lega. Saat itu juga ia langsung membuat guide kerjaannya saat ini. “Mantab!!”, Kata Somad dalam hati.

Sebulan telah berlalu sejak Somad mengirim email resignation kepada atasan dan HRDnya. Waktu yang ditunggu- tunggu akhirnya telah tiba, ia bersiap pamit dari perusahaan. Guide pekerjaannya sudah jadi, semuanya bilang bagus, overkill. Karena perusahaannya masih menerapkan kebijakan WFH, tidak ada farewell party. Ia hanya pamit lewat grup WhatsApp kantor. Sorenya ia mengajak rekan- rekan kerjanya untuk concall, hanya sekedar kumpul- kumpul saja. Setelah hari itu, ia sangat lega. Ia sangat tidak sabar untuk esok harinya. Hari dimana ia menjadi pengangguran santuy.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

The History of Trading Card Game (TCG)

The History of Trading Card Game (TCG)

The history of trading card games (TCGs) can be traced back to the early 19th century, with the introduction of collectible card games (CCGs) such as the Game...